Sektor Pertanian Masih Menggiurkan

Djuanda-05/05/11
LSP I Dede Suryana

Gambar : dari kiri, Ir. Edwin Aldian, Ir. Winarno,  Ir. Zulfiani
Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agribisnis dan Teknologi Pangan Universitas Djuanda (BEM FATEN UNIDA) menyelenggarakan seminar pertanian pada kamis (05/05/11).
Acara yang berlangsung sejak pukul 9 pagi tersebut dihadiri tidak hanya intern Mahasiswa FATEN saja, tapi juga delegasi dari fakultas lain di Universitas Djuanda. 

Ketua pelaksana Dodi Purniawan, optimis dengan adanya seminar bertajuk “Meningkatkan Wawasan Generasi Muda Dalam Pendidikan Berbasis Pertanian” ini, akan memotivasi kembali mahasiswa untuk menggeluti dunia pertanian. Dan tidak lagi memandang pesimis terhadap sektor pertanian. Sedang Gubernur FATEN Indra Darmawan, mengaku prihatin terhadap generasi muda khususnya mahasiswa Bogor. ”Tidak sedikit mahasiswa yang kuliah di pertanian, tetapi setelah lulus mereka enggan untuk terjun dalam dunia pertanian”. Ungkapnya.

Sementara itu dalam sambutannya, Dekan FATEN, Ir. Elis Dihansih berharap, seminar ini bisa memicu mahasiswa menjadi wirausaha. “Dengan adanya seminar pendidikan pertanian ini, diharapkan mahasiswa mampu meningkatkan kreatifitasnya untuk mengekploitasi diri menjadi wirausaha yang sejati”. Ujarnya.
Seminar ini menghadirkan dua pembicara yaitu, Ir. Setya Winarno (Pengusaha Ternak Ayam) dan Ir. Zulfiani, tenaga ahli dari Departemen Pertanian (DEPTAN). Acara yang dipandu oleh moderator Ir. Edwin Aldiano M.Si ini, lebih menyoroti bagaimana keadaan sektor pertanian Negara kita dan berbagai peluang bisnis yang bisa dilakukan. 

Menurut Ir. Winarno, negara kita masih cukup tertinggal dari negara tetangga seperti Filipina dan Thailand dalam komsumsi ayam potong yaitu, 4,5 kg /kapita/tahun. Itu merupakan bukti kurangnya asupan makanan bergizi bagi masyarakat Indonesia. ”Itu merupakan peluang pasar” imbuhnya. Sedangkan Ir. Zulfiani menyatakan, bahwa sistem pertanian di indonesia memiliki potensi yang cukup menggiurkan. Tidak hanya sektor peternakan saja, tetapi negara Indonesia meiliki komoditas ekspor pertanian yang cukup baik. “Indonesia masih ada dalam pringkat pertama untuk ekspor kelapa sawit, jadi janganlah pesimis”. Tandasnya.
Baik Ir. Winarno Maupun Ir. Zulfiani menyadari bahwa potensi yang besar itu masih terbentur beberapa hambatan. Hal itu antara lain, daya beli masyarakat yang masih minim, sumber daya manusia, dan akses pasar. Akan tetapi, peluang bisnis di dunia pertanian tetaplah besar, diantaranya; potensi pasar yang luar biasa, pertumbuhan pendapatan positif dan iklim usaha yang muali membaik. 

Karena negara akan maju jika sektor pertanianya maju. Apapun yang terjadi, sebagai generasi muda, mahasiswa harus bisa menciptakan lapangan kerja dan bukan hanya mencari kerja. Wirausaha adalah jawaban akan krisis yang berkepanjangan. “Jika suatu negara ingin terdaftar sebagai negara maju, maka setidaknya harus ada 10 % wirausaha dalam negara itu, kenyataanya, Indonesia hanya memiliki 0,16 wirausaha dari total jumlah penduduk” Ucap Ir. Zulfiani menjawab pertanyaan peserta.[lsp]

0 komentar:

 
Retorika Online © 2011 | Designed by Retorika Online, in collaboration with Unida Online, Email LSP Retorika and Marketing Iklan