“Senja Bagi Para Veteran”

20 Mei 2011
LSP I Anton Surahmat

Sebuah Rangkuman Memori

Gambar :
(http://i43.tinypic. com/1zlc40z. jpg)
Negeri ini lahir dengan taruhan nyawa, serta usaha dari para pahlawan kemerdekaan kita. Akan tetapi, saat ini nasib para veteran sungguh memilukan. Mereka masih harus berjuang demi mendapatkan kesejahteraan. Meski mereka tak pernah mengharapkan balasan atas jasa mereka tapi, sepatutnyalah bagi kita menghargai jasa – jasa mereka. Oleh karena itu, Pemerintah perlu memberikan kesejahteraan yang layak bagi para veteran. Salah satunya dengan mengkaji ulang anggaran dana serta pemanfaatannya dengan lebih bijaksana dan tepat sasaran.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Istilah yang sudah hafal kita dengar. Tapi, benarkah kita sungguh – sungguh memahaminya?. Tujuh belas agustus lalu, kita telah merayakan hari lahirnya bangsa ini. Hari menangnya sebuah perjuangan panjang tak kenal lelah. Hari dimana setiap orang di negeri ini merasa bangga menjadi seorang Indonesia. Kita merayakan hari ini dengan penuh sukacita. Kita merasa puas atas berbagai perlombaan yang kita selenggarakan. Kita merasa bangga atas hadiah – hadiah yang kita berikan. Dan kita merasa telah cukup, dengan memberikan sekedar santunan kepada mereka yang terlunta kelaparan. Kita pun merasa kemerdekaan ini adalah sesuatu yang wajar kita dapat. Padahal, sesungguhnya kita lupa bahwa kemerdekaan yang suci ini tidaklah hadir begitu saja. Kita lupa bahwa kedaulatan yang kita nikmati sekarang adalah sebuah anugerah Tuhan. Anugerah yang Tuhan berikan melalui keringat dan darah ikhlas penuh pengorbanan pahlawan – pahlawan kemerdekaan kita.

Sepuluh agustus silam kita baru saja merayakan hari veteran nasional. Menurut Undang – Undang Dasar Veteran adalah Warga Negara Republik Indonesia yang dalam masa Revolusi fisik antara 17 Agustus 1945 sampai 27 Desember 1949 telah ikut secara aktif berjuang untuk mempertahankan Negara Republik Indonesia di dalam kesatuan bersenjata resmi atau kelaskaran yang diakui oleh Pemerintah pada masa perjuangan itu. Berperan aktif dalam perjuangan pembebasan Irian Barat melakukan Trikora sejak 10 Desember 1961 sampai dengan 1 Mei 1963. Serta ikut melakukan tugas Dwikora langsung secara aktif dalam operasi - operasi/pertempuran dalam kesatuan-kesatuan bersenjata. Para Veteran ini berhak dan wajib menjadi anggota LVRI (Legiun Veteran Republik Indonesia). Satu – satunya organisasi Veteran yang ada hingga saat ini. Lalu, seperti apakah wajah Pahlawan – pahlawan veteran negeri ini?

Tahun 2006 silam, para Veteran negeri ini mengirim sepucuk surat ke Istana merdeka. Sederhana, mereka berharap untuk bisa mendapatkan tunjangan yang lebih baik dari sebelumnya. Bukan, bukan sebagai hitugan balas jasa atas apa yang mereka telah lakukan bagi negeri ini. Akan tetapi, sebagai ungkapan keresahan kepada penguasa negeri ini atas nasib mereka yang susah payah di hari tua. Hidup hanya dengan tunjangan dana pensiun sebesar 400 ribu per bulan jelas sulit bagi mereka yang terkadang masih harus membiayai sekolah anak – anak mereka disamping membiayai kebutuhan sehari – hari keluarga. Terkadang kita lupa, bahwa mereka lah orang yang dulu dengan rela meninggalkan keluarga, orang tua, serta sanak saudara untuk mengusir penjajah meski dentuman bom dan desingan peluru menjadi ancamannya. Mereka adalah orang yang dengan rela kehilangan anggota tubuhnya demi memasang Sang saka merah putih berkibar di bumi pertiwi. Ironis, dimana kini sejak tahun 1994 per potong anggota tubuh mereka yang cacat tersebut hanya dihargai kurang dari 25 ribu per bulan. Bandingkan dengan gaji presiden saat ini yang besarnya sekitar Rp150 juta per bulan. Belum termasuk dana operasional atau dana taktis Presiden yang besarnya milyaran. Tahun 2006, dana taktis Presiden bahkan mencapai Rp2 Milyar per bulan. Bandingkan pula dengan gaji dan tunjangan anggota DPR saat ini yang nilainya bisa mencapai milyaran per bulan. Mengibakan, seperti inikah wajah negeri ini setelah 65 tahun kemerdekaannya. Sudah lupakah ia dengan semua pengorbanan para pahlawannya dulu. Masihkah bangsa ini layak disebut bangsa besar, jika ia lupa atas segala jasa para pahlawannya?
Veteran yang masih berjuang?
Para pahlawan kemerdekaan baik yang masih hidup maupun yang telah wafat, tidak pernah menuntut kita membalas jasa – jasa mereka. Tapi, sudah sepatutnyalah kita menghargai jasa – jasa mereka. Memberikan kesempatan kepada mereka untuk merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya mereka perjuangkan. Kehidupan veteran di negeri ini memang memilukan. Di usia mereka yang rata – rata 70 – 75 tahun, mereka masih harus bergulat demi mencukupi kehidupan sehari – hari.

Apa yang salah dengan negeri ini? Apakah mungkin para veteran ini tidak pernah tahu betapa kayaknya nusantara yang mereka perjuangkan. Ataukah memang penguasa negeri ini terlalu serakah hingga mengesampingkan “hati nurani” dan mengedepankan emosi. Padahal, negeri ini adalah pemilik pertambangan emas terbaik di dunia. Pertambangan Freeport telah mengasilkan 7,3 juta ons tembaga dan 724,7 juta ons emas. Tapi, kemana hasilnya? hanya 1 % keuntungan yang masuk ke negeri ini. Dan sisanya dilarikan ke Amerika. Tuhan memberikan negeri ini cadangan gas terbesar di dunia. Yakni di Blok Natuna D Alpha memiliki cadangan gas hingga 202 TRILIUN kaki kubik!! dan masih banyak Blok-Blok penghasil tambang dan minyak seperti Blok Cepu dsb yang dikelola oleh pihak asing “dengan bantuan Pertamina”. Tuhan juga telah mentakdirkan negeri ini sebagai paru – paru dunia. Anda ingin mempercepat kiamat dunia? gampang, tebang saja semua hutan di Sumatera dan Kalimantan niscaya dunia ini kan kiamat. Sayang, hutan kita justru benar – benar habis akibat keserakahan segelintir penguasa yang mencukur hutan – hutan hanya demi membuat lapangan golf. Tuhan memberikan tanah yang subur, dengan suhu yang terbaik di dunia pada negeri ini. Dimana bahkan “tongkat kayu dan batu” pun bisa menjadi tanaman. Dan Tuhan juga menganugerahkan keindahan luar biasa bagi nusantara. Dari eksotisme pantai, hingga kedamaian lereng – lereng pegunungan bisa dijumpai di sini. Lalu, kenapa masih saja para pahlawan yang jelas berperan dalam kemerdekaan negeri ini masih dipaksa berjuang demi hidup di negeri yang disebut kaya ini?

Permasalahan kesejahteraan memang masih menjadi ironis sendiri di negeri maha kaya ini. Setiap orang berteriak menuntut kesejahteraan, tapi tidak mereka para veteran, Mereka tak akan berteriak jika tidak sungguh sungguh “tercekik”. Sudah cukup bagi mereka jika tanah – tanah yang mereka tempati sekarang tidak digusur dengan alasan penertiban. Padahal saat ini ada sekitar 32 ribu jumlah prajurit dan PNS veteran. Tetapi pemerintah hanya menyediakan 16 ribu rumah dinas. Sekitar 1.300 rumah masih dihuni oleh purnawirawan. Jadi banyak veteran yang tidak memiliki rumah tinggal. Aneh memang, di saat penguasa negeri ini menghambur – hamburkan triliunan uang rakyat hanya demi membangun sebuah rumah istirahat bagi anggota DPR. Para veteran, yang juga orang tua kita harus tersisih dan mengangkat kaki dari satu – satunya kediaman yang mereka miliki. Terakhir, kita mengetahui bagaimana dua janda pahlawan kita Nenek Rusmini dan Soetarti istri pejuang Ahmad Kuseini dan HR Soekarno terancam dibui, karena dianggap menyerebot rumah dinas.perum pegadaian. Meski pada akhirnya mereka terbebas dari segala tuduhan dan mendapat kompensasi berupa rumah pengganti. Namun, dimanakah letak penghargaan kita bagi mereka?

Generasi muda harapan bangsa.

Sudah saatnya para pemimpin di Senayan dan Istana sana membuka lebih lebar mata dan hati mereka. Karena tindakan lebih nyaring dari perkataan. Kini waktunya, Pemerintah memanfaatkan dana rakyat dengan lebih bijak. Jauh lebih baik jika kita bisa menggunakan ratusan juta, milyar, bahkan triliun uang rakyat demi kesejahteraan para veteran di seluruh bumi pertiwi. Dari pada menghambur hamburkan uang untuk sesuatu yang sebenarnya tidak perlu. Bukankah sangat bijaksana jika kita membangun ribuan rumah sederhana bagi para veteran daripada membangun sebuah rumah istirahat berharga triliunan bagi anggota DPR?!
Pada akhirnya, adalah kita para pemuda yang diharapkan bisa menjadi “tangan – tangan” penolong bagi mereka. Generasi penerus yang barangkali akan lebih peduli terhadap kehidupan dan nilai – nilai perjuangan kemerdekaan. Para veteran ini mungkin tidak kuat lagi menyelesaikan segala konflik masyarakat yang terjadi. Tapi, semangat perjuangan mereka sudah seharusnya melekat pada diri setiap pemuda negeri ini. Guna menjadi pelecut semangat dalam menegakan Pancasila dan UUD 1945 yang menjadi amanah mereka, menjaga kehormatan Merah Putih untuk terus berkibar, dan bukankah tujuan berdirinya suatu negeri adalah untuk mensejahterakan rakyatnya? tak terkecuali bagi mereka, para veteran negara. Terima kasih atas segala jasa yang engkau berikan kepada kami para pemuda negeri ini. Sehingga kami bisa berusaha memaknai nilai kemerdekaan dan perjuangan yang sesungguhnya.

"Tidak seorangpun yang menghitung hitung, berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya"
( Pidato Bung Karno HUT Proklamasi 1956)


Biodata Penulis
Judul Naskah                            : Senja Bagi Para Veteran
Nama Penulis                         : Anton Surahmat
Tempat & Tanggal Lahir    : Bogor, 27 Mei 1989
Nama Perguruan Tinggi             : Universitas Djuanda
Nama Fakultas, Jurusan            : Ilmu Sosial, dan Komunikasi  (FISIKOM), Jurnalistik
Domisili (Alamat Surat)             : Jl. PMPSDMP Ds. Bendungan Ciawi – Bogor, 16720
Alamat Email                            : Anton_torres@ymail.com
Telepon                                    :   -
Ponsel                                      : 085780287954

1 komentar:

  1. Dede Suryana mengatakan...:

    Semangat Wartawan Muda LSP UNIDA !

 
Retorika Online © 2011 | Designed by Retorika Online, in collaboration with Unida Online, Email LSP Retorika and Marketing Iklan